Menurut Wahyu yang dihubungi detikcom, sekitar pukul 01.00 WITA, ia dilapori oleh Kapolres Gowa, AKBP Totok Lisdiarto, terkait adanya pemblokiran jalan di wilayah tugasnya, di sekitar Jl Boulevard, Makassar, Sulawesi Selatan. Ia pun berangkat sendirian ke lokasi dengan menggunakan mobil pribadinya dan tanpa memakai seragam.
Setibanya di lokasi, Wahyu mendapati kemacetan panjang di Jl AP Pettarani, yang dipadati ratusan kendaraan yang melakukan konvoi sahur. Saat ia tengah mengarahkan arus lalu lintas, ia mendapati puluhan orang yang mangkal di tepi Jl Pettarani, di depan warung coto Paraikatte.
Wahyu pun meminta pada sekelompok orang yang rata-rata memakai jaket loreng merah putih itu untuk tidak mangkal di tepi jalan, supaya tidak menambah kemacetan jalan.
"Waktu saya tanya, ngapain bikin ramai-ramai di situ? Dia bilang mereka dari Laskar Merah Putih dan punya surat izin keramaian, tiba-tiba dua orang dari mereka langsung memukul badan saya, salah seorang dari mereka juga mengusir saya, meski saya sudah menyebut jabatan saya," tutur Wahyu.
Takut dikeroyok, Wahyu pun meninggalkan massa Laskar Merah Putih yang berjumlah sekitar 50 orang tersebut untuk memanggil petugas patroli Polseknya lewat handy talkie yang ia simpan di mobilnya.
Saat rekan-rekannya datang, lanjut Wahyu, puluhan massa Laskar Merah Putih itu sudah kabur meninggalkan lokasi kejadian perkara. "Walau pun pukulannya tidak sakit rasanya, tapi sikap arogansi yang menyebut-nyebut organisasinya itu tidak menghargai posisi kami," pungkas Wahyu.
Wahyu menambahkan, kasusnya ini sudah diselidiki aparat Polrestabes Makassar. Ia berharap kasus ini tidak lagi terulang pada petugas kepolisian lainnya, yang tengah menunaikan tugas.
