Langsung Seru di Penyisihan

ISTANBUL - Sebanyak 24 negara hadir di Turki untuk bertarung di ajang Kejuaraan Dunia FIBA 2010. Sulit memperkirakan tim mana yang akan melaju mulus hingga akhirnya meraih supremasi tertinggi di ajang bola basket internasional itu. Dalam beberapa tahun terakhir, level persaingan cukup merata dan seru.

Kebijakan baru dari FIBA (Federasi Bola Basket Internasional) membuat persaingan makin panas. Di ajang yang dimulai malam ini waktu setempat itu, setiap tim tak hanya bertarung untuk meraih gelar juara. Mereka juga akan bertarung untuk memastikan tempat menuju Olimpiade London 2012.

Beberapa negara jelas bisa disebut sebagai penantang utama menuju gelar juara dunia. Yakni, Tim Amerika Serikat (AS) alias Team USA dan juara bertahan Spanyol. Selain itu, ada tim tuan rumah Turki yang beberapa tahun terakhir berkembang pesat.

"Kami kira, ini akan menjadi turnamen yang sangat ketat, terutama di antara kekuatan-kekuatan Eropa. Selain USA, yang menjadi favorit adalah Spanyol, Yunani, Argentina, dan mungkin kami. Tapi, masih ada banyak tim bagus lainnya," ungkap Marcelo Huertas, point guard Brazil sebagaimana dikutip situs resmi turnamen.

Pada Kejuaraan Dunia FIBA 2006 di Jepang, Spanyol mengentak penggemar basket internasional. Mereka mengalahkan Yunani di final. Sebelumnya, Yunani mengalahkan Team USA di semifinal. Tekad Spanyol untuk mempertahankan gelar pun sangat tebal menjelang tip off malam ini.

"Sejak 2004, kami meraih peningkatan dengan meraih perempat final di turnamen besar. Kini kami juga berpengalaman. Kami siap bertarung dengan tim-tim terbaik dan meraih gelar terbaik dari persaingan itu," tutur Presiden Bola Basket Spanyol Jose Luis Saez.

Tapi, Kejuaraan Dunia FIBA kali ini terasa sedikit timpang. Sebab, beberapa pemain besar dari tiap negara memutuskan absen dengan berbagai alasan. Termasuk, Spanyol yang tidak diperkuat center Pau Gasol dan point guard Jose Manuel Calderon.

Team USA juga tak bisa diperkuat skuad terbaik seperti saat meraih medali emas Olimpiade Beijing 2008. Tak ada seorang pun alumnus Olimpiade Beijing yang dibawa pelatih Mike Krzyzewski ke Turki. Kali ini, Team USA sangat mengandalkan skuad yang dihuni sebagian besar pemain muda.

Tidak hanya Spanyol dan Team USA yang tak bisa diperkuat para pemain terbaiknya. Prancis dan Tiongkok mengalami hal serupa. Prancis tak diperkuat Tony Parker dan Joakim Noah. Sedangkan Tiongkok tak bisa menurunkan Yao Ming.

Namun, hal itu justru membuat persaingan makin terbuka. Dari sisi kompetisi dan tontonan, turnamen tersebut akan sangat menghibur. Bahkan, potensi persaingan yang panas bakal tersaji sejak penyisihan. Team USA dikepung Brazil dan dua pecahan Yugoslavia, Slovenia dan Kroasia, di grup B. Sedangkan Spanyol harus mampu melewati hadangan dua negara kuat di Eropa, Lithuania dan Kroasia, serta Kanada di grup D.

Di pertandingan perdana saja, tim-tim unggulan seperti Spanyol dan Team USA akan menghadapi lawan berat. Dengan menghadapi lawan berat di awal, potensi kehabisan tenaga pada laga-laga terakhir penyisihan grup juga besar. Karena itu, mereka harus mampu melewati laga pertama dengan baik. Sebab, performa cemerlang akan menjadi modal yang baik bagi posisi mereka di klasemen selain menjaga mental bertanding.

Spanyol akan berjumpa Prancis pada laga perdana grup D. Selain berebut kemenangan pertama, dua tim itu harus membuktikan diri sebagai salah satu tim tangguh di Eropa.

Di grup B, Team USA langsung berhadapan dengan Kroasia. Di atas kertas, Team USA unggul atas tim pecahan Yugoslavia itu. Meski demikan, Team USA harus mampu mengatasi problem mental. Sebagai catatan, sebagian besar pemain di Team USA baru pertama bermain di laga internasional secara resmi.

Related Post



 
Design by Anjar